:: Telp (0644) 531755 Email home(at)unisai.ac.id
Info Kampus
Monday, 06 May 2024
  • Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia Tahun Akademik 2024-2025 dimulai pada Tanggal 1 Maret s.d 25 Juli 2024
3 December 2021

Prof. Hasballah: Abi MUDI Sosok “Yahya” Era Milenial

Friday, 3 December 2021 Kategori : Berita

BIREUEN I IAIA-Dayah atau pesantren telah terbukti mampu mendidik generasi Islam menjadi ulama dan intelektual Islam dan berharap dayah terus berkontribusi dalam wajahnya demi umat dan bangsa ini. Demikian diantara pesan yang disampaikan salah seorang guru besar yang juga pendakwah terkenal Ustaz Abdul Somad Dalam sambutannya kepada wisudawan perdana Ma’had Aly Dayah MUDI Samalanga yang berlangsung, Selasa, (10/11).

Sosok yang dikenal dengan UAS itu menceritakan bagaimana ketinggian keilmuan dayah atau pesantren dibandingkan di negeri Timur Tengah, pernah suatu ketika mereka yang lulusan dayah namun belajar di Timur Tengah dengan spesifikasi pendidikan tergolong tinggi dengan kitab yang di Indonesia masih tergolong rendah dalam dunia pesantren.

Ustazd Abdul Somad menyampaikan bahwa Ma’had Aly MuUDI telah menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mengeluarkan ijazah, tetapi juga melahirkan orang-orang yang beradab yang sejatinya berada di atas ilmu. Ma’had Aly MUDI menjadi lembaga yang linear untuk melanjutkan pendidikan setelah mengenyam pendidikan dasar di dayah atau pondok pesantren.

Kata sambutan dari alumni MUDI Mesjid Raya Samalanga, Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, Ph.D, ia sangat bersyukur meskipun tidak lama belajar di dayah MUDI Samalanga dan sempat belajar di luar negeri namun yang membentuk karakternya hingga saat ini tidak lain adalah dipersiapkan Al-Alim Al-Allamah Abon Aziz Samalanga.

Prof Hasballah mengumpamakan dinamika pendidikan di Dayah MUDI tak ubanya seperti kisah Nabi Zakaria bersama anaknya Nabi Yahya. Putra Zakaria hidup jiwa raga yang melanjutkan misi Ayahnya. Dalam perhatiannya selama belajar di MUDI, Yahya yang dipersiapkan Al-Alim Al-Allamah Abon Aziz Samalanga adalah Abu Hasanoel Bashri HG.

“Sosok Zakaria era Abon Aziz Samalanga tidak lain adalah Al-Mursyid Abu MUDI Samalanga yang kini memimpin dayah MUDI Samalanga dengan segala perkembangannya Namun saat ini faktro usia Abu MUDI sudah mengharuskan Abu mempersiapkan Yahya-Yahya yang akan datang. Yahya yang disiapkan Abu MUDI saat ini (milennial) dialah Mudir Ma’had Aly yang bernama Abi Zahrul Mubarak yang juga kandidat doktor. Saya berharap suatu saat, semua wisudawan pada hari ini harus menjadi Yahya-Yahya yang akan melanjutkan misi yang telah diemban Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya, bisa dikatakan kemajuan pesat sudah berada ditingkat atas, namun tidak menutup kemustahilan, bisa jadi aka nada masanya berotasi berada dibawah dan bisa jadi berpindah ke cabang Al-Aziziyah Lainnya,” ulasnya.

Guru besar Univeristas Dharma Wangsa Medan menambahkan kemajuan MUDI Samalanga sama seperti kemajuan Islam dalam sejarahnya, kemajuan Islam awalnya di Mekkah hinga beberapa periode, selanjutnya berpindah ke Damaskus selama satu abad alamnya, pindah lagi kemajuan masa ke Baghdad, hingga kemajuan berpindah Andalusia. Begitulah perkembangan Islam dengan MUDI Samalanga tidak menutup kemungkinan kemajuan yang tealh diraih ini berpindah ke tempat lainnya, “ lanjutnya.

Prof. Hasballah mengatakan tugas kita khususnya berusaha semaksimal mungkin dengan kekuatan yang telah ada mempertahankan melahirkan “Yahya” lainnya sehingga Al-Aziziyah bisa melanjutkan estafet kemajuannya.

“Dayah MUDI Samalanga sebelum pulang dari Darussalam Labuhan Haji telah ada, namun kemajuan mulai menampakkan wajah saat MUDI Samalanga dipimpin Al-alim Al-Allamah Abon Samalanga, kemudian era al-Alim al-Alamah guru saya Abu MUDI kemajuan terus bertambah hingga saat ini berada diatas, inilah tugas kita untuk mempertahankan dengan kekauatan jaringan alumni dan Tastafi demi kemajuan Al-Aziziyah,” paparnya.

Tokoh pendidikan yang pernah belajar di Tripoli, Libya itu mengatakan dengan beragam kesibukan dan jarang ke dayah MUDI Samalanga dan saya telah belajar di luar negeri di benua Afrika, Timur Tengah namun kerinduan saya kepada MUDI Samalanga yang telah membentuk karakter saya tidak dapat dilupakan,

“Insya Allah, suatu saat saya bersama Abi Fahmi (pimpinan Dayah Fahmussalam Al-Aziziyah Medan) juga akan berkunjung ke MUDI Samalanga. Namun kerinduan kepada MUDI, hal ini sesuai yang diceritakan dalam syair “Huwayya ma’arrukabi Yamanina mas’idun janibon, wajasmani di MUDI musiqun,” tutupnya doktor lulusan Islamic University New Delhi

No Comments

Tinggalkan Komentar