Bandung– Dr. Safrizal, S.HI., M.Ag., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Kepegawaian di Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI), resmi menyandang gelar Doktor dalam bidang Pendidikan usai mengikuti sidang terbuka untuk mempertahankan disertasi doktoralnya. Bertempat di Kampus Universitas Islam Nusantara Bandung, Dr. Safrizal sukses mempresentasikan penelitian dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan Jiwa Kemandirian Santri (Studi Kasus di Pesantren Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah MUDI Mesjid Raya dan Pesantren Jamiah Al-Aziziyah Samalanga Provinsi Aceh)”.
Dalam presentasinya, Dr. Safrizal menekankan pentingnya manajemen pendidikan kewirausahaan dalam membentuk kemandirian santri. Penelitian ini mengkaji secara mendalam bagaimana pendekatan pendidikan kewirausahaan diterapkan di dua pesantren terkemuka di Aceh, yakni Pesantren Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya dan Pesantren Jamiah Al-Aziziyah Samalanga.
Dr. Safrizal menyatakan, “Pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kemandirian santri. Melalui pendidikan kewirausahaan yang terstruktur, santri tidak hanya dibekali dengan pengetahuan agama, tetapi juga kemampuan untuk mandiri secara ekonomi.”
Sidang terbuka ini diuji oleh berbagai pakar yang ahli di bidangnya yaitu Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si, Dr. Helmawati, M.Pd.I dan Prof.Dr. Cece Rakhmat, M. Pd. Sidang ini juga dihadiri oleh berbagai akademisi, praktisi pendidikan, serta rekan-rekan sejawat Dr. Safrizal. Banyak yang memberikan apresiasi tinggi terhadap penelitian ini, karena dianggap relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Dalam kesimpulan disertasinya, Dr. Safrizal mengungkapkan bahwa manajemen pendidikan kewirausahaan dalam mengembangkan jiwa kemandirian santri di kedua pesantren terkemuka di Kabupaten Bireuen telah mengikuti prinsip-prinsip manajemen mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kurikulum pesantren dan program yang dikembangkan di masing-masing pesantren. Secara ringkas, lulusan pesantren harus menjadi santri mandiri, kewirausahaan, terampil, ulet dan maslahah dengan menggunakan akronim “SAMAN KUANTUM” satu konsep dengan pendekatan holistik yang mengintegrasikan pendidikan keagamaan dengan pengembangan keterampilan kewirausahaan santri, bertujuan untuk menciptakan individu santri yang mandiri, terampil dalam segala bidang serta mampu berkontribusi dalam lingkungan sosial dan memberikan manfaat bagi masyaraka luas.
Sidang terbuka ini tidak hanya menjadi momen penting bagi UNISAI karena telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara pribadi, tetapi juga memberikan kontribusi berharga bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya dalam konteks pengembangan pendidikan kewirausahaan di lingkungan pesantren.