Selangor. Rektor Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI), Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M.Sos, tampil sebagai presenter di The Third Samarah International Conference on Islamic Family Law and Islamic Law (SICOIFL 3) yang diadakan di Universiti Kebangsaan Malaysia pada Kamis, 24 Oktober 2024. Konferensi ini diselenggarakan oleh Research Centre for Sharia, Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Samarah & El Usrah Journal, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Dalam kesempatan ini, Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M.Sos mempresentasikan hasil penelitian mengenai “Model Komunikasi Gurèe Berdasarkan Prinsip-Prinsip Syariah dalam Pembentukan Budaya Takzim di Dayah Bireuen, Aceh.” Presentasi ini menarik perhatian banyak peserta karena relevansinya dengan penguatan nilai-nilai Islam dalam konteks pendidikan.
Fokus penelitian ini adalah mengkaji bagaimana model komunikasi yang diterapkan oleh gurèe (guru) di Dayah Bireuen Aceh, yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, berperan dalam membentuk dan memperkuat budaya takzim serta penghormatan santri terhadap guru. Penelitian ini mengeksplorasi berbagai bentuk komunikasi yang digunakan, baik secara linear, transaksional, maupun interaksional, serta melihat bagaimana nilai-nilai syariah diaplikasikan dalam setiap interaksi untuk menciptakan hubungan yang kuat antara guru dan santri, sekaligus membentuk karakter islami yang berlandaskan penghormatan dan adab.
Dr. Abrar Azizi menjelaskan bahwa model komunikasi Gurèe di Dayah Bireuen meliputi tiga pendekatan utama: komunikasi linear yang digunakan untuk ceramah, komunikasi transaksional yang melibatkan interaksi dua arah di kelas, dan komunikasi interaksional yang diterapkan melalui diskusi agama serta media baru seperti aplikasi mobile dan video streaming. “Semua model ini terbukti efektif dalam membangun budaya takzim dan adab Islami di kalangan santri,” ujarnya.
Acara ini juga menampilkan diskusi panel tentang peran budaya lokal dalam pengembangan pendidikan berbasis syariah, serta bagaimana pendekatan komunikatif yang baik dapat menciptakan suasana belajar yang lebih harmonis. Para peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam menerapkan model komunikasi Gurèe di institusi masing-masing.
Dengan pemaparan yang mendalam dan inspiratif, Dr. Abrar Azizi berharap agar model komunikasi berbasis syariah ini dapat diadopsi secara luas, tidak hanya di Aceh tetapi juga di berbagai tempat lainnya. “Kita harus menjadi teladan dalam berkomunikasi, sehingga budaya takzim dapat mengakar kuat di masyarakat kita,” tutupnya.
Konferensi internasional ini juga dihadiri oleh sejumlah akademisi dan pakar hukum Islam dari berbagai negara. Acara SICOIFL 3 ini diharapkan mampu memperkuat jaringan akademis antar universitas serta mendorong kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan pendidikan berbasis syariah di tingkat internasional.