Samalanga. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, MA, Pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah Samalanga sekaligus Pembina Universitas Islam Al-Aziziyah (UNISAI), berhasil lolos dalam uji kelayakan sebagai Guru Besar dalam bidang Politik Islam. Gelar akademik tertinggi ini dikukuhkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada 30 Agustus 2024 dengan Sertifikat Nomor : 01941/E4/DT.04.01/JAD/2024. Pencapaian ini tidak hanya mengukuhkan peran penting beliau sebagai akademisi, tetapi juga mempertegas kiprahnya sebagai ulama yang berdedikasi terhadap pengembangan pendidikan Islam di Aceh.
Sebagai Pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah, Prof. Dr. Tgk. H. Muntasir A. Kadir, MA., atau lebih dikenal dengan Ayah Muntasir telah memainkan peran kunci dalam memajukan lembaga pendidikan Islam tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Dayah Jamiah Al-Aziziyah tidak hanya berhasil mempertahankan tradisi keilmuan salafiyah yang kuat, tetapi juga memperluas cakrawala santri dalam memahami isu-isu kontemporer, termasuk dinamika politik dan sosial. Ayah Muntasir memandang pendidikan di dayah harus mampu melahirkan generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman.
“Santri harus menjadi agen perubahan, mampu menjawab tantangan global dengan landasan yang kokoh dalam ajaran Islam yang moderat,” ungkap Ayah Muntasir dalam sebuah kajian di hadapan para santri. Menurutnya, peran santri tidak lagi terbatas pada penguasaan ilmu agama, tetapi juga perlu memahami realitas sosial-politik agar mampu memberikan solusi bagi permasalahan umat dan bangsa. Kepemimpinan beliau di Dayah Jamiah Al-Aziziyah telah membuka ruang bagi santri untuk berdialog secara kritis mengenai isu-isu kontemporer tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisi.
Sebagai Pembina UNISAI, Ayah Muntasir terus mendorong sinergi antara pendidikan pesantren dan pendidikan tinggi. Beliau berperan aktif dalam merumuskan kebijakan strategis yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan keilmuan modern. Dalam kapasitasnya sebagai Pembina, Ayah Muntasir tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga berperan dalam penguatan karakter mahasiswa agar memiliki integritas dan wawasan yang luas. “Pendidikan di UNISAI harus membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan yang relevan, tetapi tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.
Pesan yang sering disampaikan oleh Ayah Muntasir kepada santri dan generasi muda adalah pentingnya menjaga moralitas dan integritas dalam menghadapi perubahan zaman. Menurut beliau, santri dan mahasiswa memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan agama. “Generasi muda harus menjadi pelopor dalam mempromosikan moderasi beragama dan menjaga nilai-nilai kebangsaan. Santri tidak hanya pewaris ilmu, tetapi juga penjaga moral bangsa,” Ungkap Ayah Muntasir.
Ayah Muntasir juga mendorong santri untuk aktif memanfaatkan teknologi digital dalam dakwah dan menyebarkan konten-konten positif yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan umat. “Teknologi adalah alat yang harus kita kendalikan, bukan sebaliknya. Gunakanlah media sosial untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian,” pesan beliau kepada para santri.
Rektor UNISAI, dalam pernyataannya, mengapresiasi kontribusi Ayah Muntasir yang tidak hanya sebagai akademisi, tetapi juga sebagai tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh besar dalam pendidikan Islam di Aceh. “Ayah Muntasir adalah figur yang berintegritas tinggi. Beliau telah membawa UNISAI dan Dayah Jamiah Al-Aziziyah menjadi pusat pendidikan yang unggul, baik dalam aspek keilmuan maupun moralitas,” kata Rektor UNISAI.
Dengan pencapaian sebagai Guru Besar dalam bidang Politik Islam, Prof. Dr. H. Tgk. Muntasir A. Kadir, MA bertekad untuk terus memperkuat kontribusinya dalam dunia pendidikan Islam, baik di Dayah Jamiah Al-Aziziyah maupun di UNISAI. Beliau berharap bahwa pencapaian ini akan semakin memotivasi santri, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas diri, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun akhlak.